Salah satu dari sekian banyak komponen suku cadang kendaraan bermotor yang sering dipalsukan dan dijual 'pedagang nakal' adalah busi. Ada saja cara yang digunakan seperti memproduksi tiruannya atau bahkan memoles barang bekas untuk dipakai kembali.
Busi palsu dapat merusak kendaraan, di samping itu umur pakainya tidak lama. Namanya juga barang palsu, tentu kualitasnya tidak sebagus yang asli. Oleh karena itu berhati-hatilah membeli busi karena busi palsu kini banyak beredar di pasaran. Berikut ini beberapa petunjuk agar anda dapat mengenali busi palsu :
1.Langkah pertama sebagai tindakan pencegahan :
a. Sebaiknya jangan membeli busi di sembarang toko spare part yang tidak jelas / tidak meyakinkan. Belilah di tempat yang terpercaya.
b. Biasakan mengamati busi asli dari merek yang biasa anda beli sehingga anda dapat membedakannya jika menemukan busi tiruannya.
c. Kalau perlu bawalah busi asli sebagai pembanding jika anda ingin membeli kembali, karena busi palsu sekilas penampilannya serupa, namun tidak sama.
2. Langkah kedua saat membeli busi amatilah secara fisik busi tersebut seperti misalnya :
a. Cermati warna keemasan pada busi dan lapisan keramiknya, walaupun memiliki warna yang sama, namun busi palsu biasanya warnanya pudar.
b. Perhatikan part genuine-nya, yang asli berwarna putih, sedangkan yang palsu agak keruh.
c. Perhatikan tipikal huruf pada merek/kode busi. Barang palsu biasanya tidak sama persis dengan yang asli seperti besarnya huruf, ketebalan cetakan, kemiringan huruf dan sebagainya.
d. Perhatikan permukaan center electrode. Busi palsu cenderung kasar dan tidak rata, sedangkan yang asli permukaannya mulus.
e. Untuk busi bekas yang dipermak baru pasti telah dilakukan pelapisan ulang, karena itu perhatikanlah fisik businya. Misalnya center elctrode-nya pasti lebih pendek dibanding yang baru dan berwarna cerah keabu-abuan akibat pelapisan ulang, padahal yang asli berwarna hitam. Warna keemasan yang berubah perak, keramiknya keruh, dan terselip kotoran di celah badannya.
( Hardi 1472009 – Dikutip dari Media Indonesia, Senin, 30 Maret 2009 ).
Senin, 13 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar