Teknologi saat ini kian berkembang dengan adanya internet, salah satunya adalah teknologi e-bussiness. E-bussiness merupakan teknologi yang memungkinkan terjadinya transaksi dan pertukaran data secara online. Contohnya adalah online banking, online auction (e-auction), dan e-publishing.
Online banking memungkinkan terjadinya transaksi perbankan secara online, seperti transfer antar rekening dan pembelian barang di toko online. Online auction adalah pelelangan barang yang terjadi secara online. Sementara itu, e-publishing memungkinkan para penulis dan para pembuat karya lainnya untuk menerbitkan karya mereka, seperti lagu (dalam format MP3), lukisan, dan buku ke dalam dunia maya.
Salah satu jenis e-bussiness yang banyak diminati saat ini adalah bisnis afiliasi secara online. Hal itu membuat para pebisnis berlomba-lomba mengembangkan bisnis mereka melalui dunia maya. Namun, tidak sedikit pula bisnis yang jatuh karena mereka tidak berusaha memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai bisnis yang akan mereka jalani.
Contoh bisnis afiliasi secara online, diantaranya adalah berafiliasi dengan situs search engine terbesar di dunia maya, siapa lagi kalo bukan Google ? Hal itu dapat dilakukan dengan sistem bagi hasil.
Salah satu contoh pihak yang menawarkan bisnis online, seperti ini adalah UangPanas.com. Bisnis online itu berfokus pada pembuatan situs pribadi (web blog). Situs pribadi itu dibuat tiap-tiap user yang terdaftar sebagai anggota di UangPanas.com.
Situs pribadi itu dapat berisi bermacam-macam informasi sesuai dengan keinginan user yang menyajikan informasi tersebut. Apabila ada pengunjung (visitor) yang mengakses situs tersebut melalui search engine Google, bagi hasil akan dilakukan antara Google dan user tersebut.
Namun, bisnis seperti itu bukannya tanpa risiko. Para pelaku bisnis online juga harus waspada terhadap risiko yang harus mereka hadapi. Salah satunya adalah risiko keamanan dalam bertransaksi secara online. Fakta yang cukup 'fantastis' di Indonesia terjadi pada 2004. Kala itu Indonesia dinyatakan sebagai negara yang memiliki tingkat kejahatan dunia maya (seperti membobol jaringan untuk mencuri data yang penting alias hacking, pencurian identitas identitas kartu credit alias carding, mengubah tampilan awal sebuah website alias defacing, mengintip alias sniffing, dan kemudian mencuri data) dengan posisi tertinggi alias nomor satu di dunia.
Saat ini banyak terjadi kasus-kasus pencurian data. Yang sering terjadi adalah penyadapan (sniffing). Sniffing adalah teknik untuk mencuri data yang disalurkan melalui kabel local area network (LAN) sehingga kita dapat mengetahui identitas penting user yang melakukan transaksi berikut nominal transaksi mereka. Identitas penting itu seperti halnya user name dan password. Yang berbahaya adalah apabila si sniffer (sebutan bagi orang yang melakukan kejahatan sniffing) dapat memanipulasi data, dalam hal ini mengubah nilai nominal data dengan sedemikian rupa, ia akan dapat memperoleh keuntungan yang sangat besar. Sementara itu, dari sisi user yang melakukan transaksi tadi akan memperoleh kerugian yang besar pula. Ironisnya, software-software untuk melakukan sniffing dapat dengan mudah diunduh dari internet dan ukuran software tersebut relatif kecil (dibawah 5 mb).
Risiko yang lain mungkin tidak sebesar yang telah saya jelaskan sebelumnya, tetapi juga harus diwaspadai. Banyak orang yang mencoba membangun bisnis karena tergiur iming-iming pendapatan yang tinggi setiap periode tertentu. Namun, pada awalnya mereka harus menyetorkan sejumlah uang terlebih dahulu tanpa diberitahukan sistem bisnis yang jelas dan alamat lengkap dari individu atau perusahaan yang menawarkan bisnis tersebut. Ciri tersebut merupakan ciri khas dari bisnis yang harus diwaspadai.
Dari penjelasan sebelumnya dapat saya simpulkan sebagai berikut. Saat ini teknologi telah berkembang dengan adanya internet, di antaranya adalah teknologi e-bussiness. Salah satu bentuk e-bussiness yang ditawarkan dan saat ini sedang banyak diminati adalah berbisnis online dengan sistem afiliasi, ketika kita harus merancang suatu situs yang menarik dan dapat ditampilkan pada halaman pertama di halaman pencarian Google. Namun, yang juga harus diwaspadai adalah faktor risiko keamanan dalam bertransaksi via internet dan bisnis yang mengharuskan menyetorkan sejumlah uang terlebih dahulu dengan iming-iming pendapatan yang besar pada periode tertentu sehingga kita tidak sampai mengalami kerugian materi. Semoga kita lebih waspada dan teliti dalam memilih bisnis yang jujur dan benar-benar dapat menghasilkan pendapatan untuk kita.
(Alfa Raditya Yuliananda – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November)
( Hardi 1072009 – Dikutip dari Media Indonesia, Jum'at 31 Oktober 2008 ).
Kamis, 09 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar